Rumah Baanjung |
Rumah tradisional suku Banjar yang disebut Rumah Banjar (Rumah baanjung).
Bangunan merupakan salah satu Arsitektur tradisional Indonesia, dan
memiliki ciri-cirinya diantaranya memiliki perlambang, penekanan pada
atap, ornamental, dekoratif dan simetris.
Pada
umumnya, rumah tradisional Banjar dibangun beranjung yaitu sayap
bangunan yang menjorok dari samping kanan dan kiri bangunan utama karena
itu disebut Rumah Baanjung. Anjung merupakan ciri khas rumah tradisional Banjar, namun demikian beberapa type Rumah Banjar tidak menerapkannya.
Rumah Bubungan Tinggi |
Tipe
rumah yang paling bernilai tinggi adalah Rumah Bubungan Tinggi yang
biasanya dipakai untuk bangunan keraton (Dalam Sultan) sama halnya
dengan joglo di Jawa. Keagungan seorang penguasa pada masa
pemerintahan kerajaan diukur oleh kuantitas ukuran dan kualitas seni
serta kemegahan bangunan-bangunan kerajaan khususnya istana raja (Rumah Bubungan Tinggi).
Pada
perkampungan suku Banjar terdiri dari bermacam-macam jenis rumah Banjar
yang mencerminkan status sosial maupun status ekonomi sang pemilik
rumah. Rumah di perkampungan itu dibangun dengan pola linier mengikuti
arah aliran sungai maupun jalan raya terdiri dari rumah yang dibangun
mengapung di atas air, rumah yang didirikan di atas sungai maupun rumah
yang didirikan di daratan, baik pada lahan basah (alluvial) maupun lahan
kering. Rumah Banjar terdiri Rumah Banjar masa kesultanan banjar dan
Rumah Banjar masa kolonial.
Pondasi
sebagai konstruksi paling dasar, biasanya menggunakan kayu Kapur Naga
atau kayu Galam. Tiang dan tongkat menggunakan kayu ulin, dengan jumlah
mencapai 60 batang untuk tiang dan 120 batang untuk tongkat.Keadaan alam
yang berawa-rawa di tepi sungai sebagai tempat awal tumbuhnya rumah
tradisional Banjar, menghendaki bangunan dengan lantai yang tinggi
sehingga pondasi, tiang dan tongkat dalam hal ini sangat berperan.
Kerangka
rumah ini biasanya menggunakan ukuran tradisional depa atau tapak kaki
dengan ukuran ganjil yang dipercayai punya nilai magis/sakral.
Bagian-bagian rangka tersebut adalah :
- Susuk dibuat dari bahan kayu Ulin.
- Gelagar dibuat dari bahan kayu Ulin, Belangiran, Damar Putih.
- Lantai dibuat dari bahan papan Ulin setebal 3 cm.
- Turus Tawing dibuat dari bahan kayu Damar.
- Watun Barasuk dibuat dari bahan balokan Ulin.
- Rangka pintu dan jendela dibuat dari bahan papan dan balokan Ulin.
- Bujuran Sampiran dan Gorden dibuat dari balokan Ulin atau Damar Putih.
- Balabad dibuat dari bahan balokan kayu Damar Putih.
- Titian Tikus dibuat dari balokan kayu Damar Putih.
- Riing dibuat dari bahan bilah-bilah kayu Damar putih.
- Tiang Orong Orong dan Sangga Ributnya serta Tulang Bubungan dibuat dari bahan balokan kayu Ulin, kayu Lanan, dan Damar Putih.
- Kasau dibuat dari bahan balokan Ulin atau Damar Putih.
Dindingnya terdiri dari papan yang dipasang dengan posisi berdiri, sehingga di samping tiang juga diperlukan Turus Tawing dan Balabad untuk menempelkannya. Bahannya dari papan Ulin sebagai dinding muka. Pada bagian samping dan belakang serta dinding Tawing Halat menggunakan kayu Ulin atau Lanan. Pada bagian Anjung Kiwa, Anjung Kanan, Anjung Jurai dan Ruang Padu, kadang-kadang dindingnya menggunakan Palupuh.
Atap
bangunan biasanya menjadi ciri yang paling menonjol dari suatu
bangunan. Karena itu bangunan ini disebut Rumah Bubungan Tinggi. Bahan
atapnya terbuat dari sirap dengan bahan kayu Ulin atau atap rumbia.
Arsitektur Tradisional Banjar ~ Arsitektur Kita >>>>> Download Now
ReplyDelete>>>>> Download Full
Arsitektur Tradisional Banjar ~ Arsitektur Kita >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Arsitektur Tradisional Banjar ~ Arsitektur Kita >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK