Arsitektur
tradisional Kerinci merupakan salah satu identitas dan dapat memberikan
gambaran tentang tingkat kehidupan masyarakat kerinci pada waktu itu.
Pada arsitektur tradisoinal Kerinci, terkandung secara terpadu wujud
ideal, wujud sosial, dan wujud material dari suatu kebudayaan.
Mesjid Agung Pondok Tinggi |
Dalam
arsitektur tradisional Kerinci benyak sekali nilai-nilai budaya yang
terkandung didalamnya. Salah satu contohnya dapat dilihat pada bentuk
arsitektur bangunan Mesjid Agung Pondok Tinggi yang dapat memberikan
gambaran, betapa tinggi daya cipta dan kreasi masyarakat Kerinci pada
waktu itu. Dengan menggunakan bahan yang terbatas, serta peralatan yang
sederhana dapat menghasilkan dan membangun bangunan yang agung dan megah
pada zamannya.
Selain
pengetahuan mengenai konstruksi bangunan, teknik dan cara pembuatan
serta karya seni yang dimiliki masyarakat Kerinci, sifat masyarakat yang
bergotong royong merupakan beberapa faktor jyang menunjang masyarakat
Kerinci dalam mambengun sebuah Bangunan.
Umoh panja/laheik/larik |
Tipe rumah tinggal mayarakat kerinci, salah satu contohnya adalah rumah panjang atau yang disebut juga "umoh panja" atau "umoh larik" atau "umoh laheik",
yang merupakan bangunan panjang berbentuk panggung yang terdiri dari
beberapa deretan rumah petak yang saling sambung menyambung yang
berfungsi sebagai rumah tinggal.
Bangunan ini disebut larik karena susunannya yang berlarik atau berderet-deret. Larik ini dihuni oleh beberapa keluarga yang disebut “tumbi”
atau “perut” yang terdiri dari satu keturunan, yang dalam bahasa
daerahnya disebut Kalbu. Setiap kalbu dipimpin oleh seorang ninik mamak.
Tipologi
rumah panjang atau larik adalah empat persegi panjang dan berbentuk
panggung, tidak ada ketentuan khusus mengenai ukurannya karena
tergantung dari banyaknya keluarga yang menghuninya. Setiap keluarga
atau tumbi mendiami satu petak, yang terdiri dari bapak, ibu dan anak
yang belum menikah. Ukuran tiap petak bangunan pada umumnya panjang 5
depa dan lebarnya depa (8 meter x 6 meter)
Pada
zaman sekarang, dengan adanya kemajuan teknologi mengakibatkan adanya
pergeseran nilai-nilai budaya yang terkandung dalam arsitektur
tradisional Kerinci, terutama pada bentuk, teknik dan cara pembuatannya,
serta bahan-bahan dan elemen-eleman yang digunakan.
Selain
pengaruh perkembangan teknologi, pengaruh perkembangan ekonomi juga
sangat besar artinya dalam pergeseran nilai-nilai budaya yang terkandung
dalam arsitektur tradisional Kerinci. Bukan hanya bentuk, struktur, dan
fungsi bangunan yang bergeser, tetapi system kemasyarakatan juga ikut
bergeser. System gotong royong yang menjadi kekuatan masyarakat lambat
laun juga akan menghilang.
Pada
dasarnya arsitektur tradisional kerinci sekarang telah banyak mengalami
peruahan, baik dari segi bentuk, struktur da fungsinya. Pengaruh luar
tidak dapat dihindari sebagai akibat dari perkembangan dan perubahan
lingkungan sekitarnya.
0 Pos by admin komentar:
Post a Comment